Training 5S ditujukan untuk menghilangkan pemborosan dan mewakili komitmen untuk mengatur, membersihkan, menjaga kondisi stabil, dan membangun kebiasaan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Program 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) berfungsi sebagai landasan bagi kemauan karyawan untuk meningkatkan dan juga menanamkan rasa kualitas. 5S merupakan pendekatan manajemen yang berfokus pada menghilangkan pemborosan guna menciptakan lingkungan kerja yang lebih efektif, efisien, dan produktif (Osada, 2004). Sementara itu, Hirano mendefinisikan 5S sebagai alat yang membantu dalam mengidentifikasi masalah dan, bila digunakan secara efektif, dapat berfungsi sebagai komponen dari proses kontrol visual dari sistem lean yang terencana dengan baik.
Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke terdiri dari akronim 5S (Sustain). Dalam bahasa Indonesia disebut dengan 5R, yang merupakan singkatan dari Ringkas, Rapi, Bersih, Rawat, dan Rajin. Menurut Imai, training 5S sangat penting karena peserta dapat mengimplementasikan, meletakkan dasar untuk memperpendek proses, menurunkan biaya produksi, meningkatkan kualitas output, dan menurunkan insiden kecelakaan yang terkait dengan kondisi kerja yang buruk (Agustin, 2013).
Dalam bahasa Indonesia, 5S disebut juga dengan 5R. (Ringkas, Rapi, Bersih, Rawat, Rajin). Menurut Kristianto, training 5S merupakan langkah awal dan landasan fundamental untuk meningkatkan produktivitas dan kemampuan bersaing guna mentransformasikan industri menjadi industri kelas dunia. 5R adalah kondisi tempat kerja industri yang siap pakai dan siap tumbuh. Sementara itu, buku Takashi Osada “5S Work Attitudes” (2000) yang diterjemahkan oleh Mariani Gandamihardja mengemukakan bahwa 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) adalah suatu bentuk gerakan yang berpangkal dari tekad untuk berorganisasi, menata, menata, membersihkan, memelihara keadaan tetap, dan memelihara kebiasaan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa 5S atau 5R adalah suatu metode yang memanfaatkan pengaturan atau tahapan yang tepat guna menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan nyaman serta mengurangi produk cacat; akibatnya, kepuasan konsumen meningkat, yang dapat menghasilkan peningkatan produktivitas.
Konsep Training 5S
Lebih dari 40% hidup seseorang dihabiskan di tempat kerja. Delapan dari dua puluh empat jam sehari dihabiskan di tempat kerja, belum lagi lembur. Sungguh tragis ketika kita tidak bisa menikmati nikmatnya pekerjaan karena 40% hidup kita sengsara. Salah satu cara untuk membawa kegembiraan dalam pekerjaan dan kehidupan kerja adalah dengan menerapkan 5R atau 5S. Program 5R atau 5S berkembang dari kebiasaan warga Jepang dalam mengurus rumah tangga. Yaitu dengan menata sedemikian rupa untuk menumbuhkan rasa sejahtera. 5R atau 5S adalah kumpulan aktivitas tempat kerja yang mencakup pemilahan, penataan, pembersihan, pemeliharaan kondisi kerja yang konsisten, dan aktivitas pembiasaan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Berdasarkan pengalaman industri Amerika, Eropa, dan Jepang. Program ini mampu meningkatkan kualitas dan produktivitas perusahaan. Karena bekerja di lingkungan yang tertata rapi, nyaman, aman, dan sehat. Semua orang dapat menggunakan 5R dalam situasi apa pun. Misalnya, studio, kantor, pabrik, kamar tidur, dan bahkan kamar mandi adalah contohnya. Dengan 5R, pekerja pabrik atau bengkel akan merasa tidak berbeda dengan pekerja kantoran, karena mereka juga dapat bekerja di ruang kerja fisik yang sama nyamannya.
Keuntungan Training 5S Kita bisa mencapai apa saja ketika kita menerapkan 5S. Sementara 5S paling efektif dalam meningkatkan manajemen perusahaan, ada berbagai kegiatan lain yang mendorong kerja tim dan kondisi kerja yang lebih baik. Jika kita menggunakan 5S, kita juga dapat melengkapinya dengan sistem lain tanpa menemui kesulitan dan tetap mencapai hasil yang memuaskan. Hal ini karena 5S hanya membutuhkan kit manajer staf kecil, sedangkan 5S sangat bergantung pada setiap karyawan untuk menerapkannya dan meningkatkan diri agar berhasil. 5S akan gagal kecuali dan sampai semua orang berpartisipasi dan memperhatikan 5S. Jika hasilnya diimplementasikan, berarti sistem lain hanya diimplementasikan sebagian.
Apa tujuan sebenarnya dari manajemen? Hal ini cukup sederhana: untuk membuat prosedur yang mudah diikuti, untuk memastikan bahwa semuanya berjalan dengan lancar, untuk melibatkan semua orang dalam membuat dan memelihara perbaikan, untuk menyempurnakan tingkat operasi, dan dengan demikian meningkatkan tingkat jaminan kualitas. Dari sudut pandang ini poin, jelas bahwa 5S mengajarkan kita prinsip-prinsip manajemen dasar. 5S adalah prinsip yang paling intuitif. Prinsip ini memfasilitasi partisipasi penuh. Ini tidak akan berfungsi jika 5S tidak diterapkan; namun, manfaat penerapan 5S akan segera terlihat. Memang, 5S berfungsi sebagai model untuk program partisipasi total. Dapat dikatakan bahwa 5S berfungsi sebagai barometer bagaimana bisnis dikelola dan sebagai tolok ukur partisipasi karyawan, apakah tinggi atau masih banyak kekurangan.