16 / 100
images?q=tbn:ANd9GcRDcLC4YOS7zTbGEcnCXj G0eSAJ0E WXBdxA87zbPBS7srxmHvbMu6 cn zeX39MDCjHw&usqp=CAU

Menulis merupakan kegiatan membuat Artikel Terbaru pencurahan anggapan yang di realisasikan di dalam wujud tulisan. Menulis memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah tulisan berikut dapat beri tambahan pencerahan kepada orang yang membacanya. Ketika orang dapat tercerahkan ketika membaca tulisan kita, maka dapat dikatakan tulisan kami berguna bagi khalayak.


Supaya tulisan berikut di baca banyak orang, kami memerlukan media. Media yang paling populer yang menyebabkan tulisan kami cepat tersebar dan beroleh pembaca adalah fasilitas koran/surat kabar. Walaupun di zaman modern ini fasilitas merasa beralih ke wujud elektronik, tapi fasilitas cetak seperti koran tetap beroleh hati tersendiri berasal dari para pembacanya.

Maka berasal dari itu, menulis di koran menjadi mutlak bagi kami yang menginginkan beri tambahan pencerahan bagi masyarakat.

Namun terkadang menembus fasilitas koran, baik nasional maupun regional tidaklah mudah. Agar layak muat, tulisan kami mesti memenuhi standar tertentu. Oleh sebab itu kami mesti menyimak hal-hal tertentu yang merupakan kaidah penulisan di koran.

Bagi Anda yang menginginkan menulis di koran, berikut hal-hal yang mesti diperhatikan di dalam menulis artikel di Koran:

  1. Judul

Judul adalah kesan pertama pembaca untuk memutuskan apakah tulisan kami dapat dibaca lebih lanjut atau tidak. Usahakan pakai judul yang menarik perhatian.

Gunakan judul yang singkat maksimal enam kata. Judul yang amat panjang di koran menjadikan orang tidak penasaran dan jadi menyebabkan kesan pertama tulisan menjadi tidak menarik. Misalnya penulisan judul seperti “Pengaruh Perbedaan Ideologi Terhadap Hubungan Hamas dan Fatah di Palestina” mesti kami hindari. Judul berikut mungkin bagus kalau digunakan sebagai tulisan akademik, tapi tidak untuk koran. Koran tidak dapat terima judul yang amat panjang dan formal. Anda dapat membuat perubahan judul di atas dengan misalnya “Beda Ideologi dan Hubungan Hamas-Fatah”.

Kadang pakai judul unik dan singkat jadi menyebabkan pembaca makin lama penasaran sehingga menginginkan membacanya. Pernah suatu terhadap kolom opini Koran Sindo, seseorang cuma mencantumkan judul “Anjing”. Hanya satu kata judul berikut dan cukup menyebabkan orang menginginkan mengerti isi tulisan selengkapnya. Hal berikut menyatakan bahwa judul yang pendek tidak selalu buruk.

Judul yang keluar di koran termasuk kadang sedikit nyeleneh. Misalnya “Menyiapkan Kodok Rebus” tulisan Kartono Mohamad terhadap Kolom Opini Harian Kompas (23/9/2015). Walaupun begitu, judul berikut mesti selalu merepresentasikan isi tulisannya. Jangan hingga kami menulis judul bagus dan dahsyat, tulisannya jadi kopong tidak ada isinya.

  1. Konten

Konten adalah raja. Mungkin kata-kata berikut adalah komitmen umum di dalam tulisan. Percuma saja kalau tata bahasa dan percakapan Anda bagus kalau kontennya kosong. Justru yang dapat beri tambahan pencerahan bagi penduduk ketika Anda menyebabkan artikel di koran adalah bobot konten atau materi yang Anda tuliskan.

Setidaknya Anda mesti memiliki gagasan-gagasan baru bagi tema-tema yang aktual. Kalaupun inspirasi Anda tidak seluruhnya baru, setidaknya dengan lagi menuliskan inspirasi berikut penduduk dapat tergerak untuk melaksanakan suatu hal setelah membaca tulisan Anda.

Kalau mesti tiap-tiap inspirasi mesti ditambah dengan solusi yang solutif, tidak utopis. Hal inilah yang nantinya dapat diaplikasikan oleh pembaca tulisan Anda. Hindarilah konten tulisan yang tidak solutif dan cuma menyerang pihak-pihak tertentu saja.

  1. Penuturan

Setiap penulis mesti memiliki kapabilitas percakapan yang baik. Minimal ketika orang membaca tulisan Anda, orang berikut dapat menangkap apa yang Anda tuliskan. Cara mengeceknya cukup mudah, Anda dapat menghendaki teman-teman Anda membacanya lantas minta komentarnya.

  1. Tata Bahasa

Fungsi fasilitas massa keliru satunya adalah sebagai fasilitas edukasi masyarakat. Oleh sebab itu, pemanfaatan langkah berbahasa yang baik dan benar di dalam menulis artikel koran menjadi sebuah perihal mesti sehingga tata bahasa di dalam tulisan kami tidak menyesatkan para pembaca.

Kendati demikian, bahasa di dalam koran mesti membumi, tidak boleh diketahui oleh pihak tertentu saja. Ibaratnya merasa berasal dari pejabat hingga pedagang asongan di terminal mesti dapat menangkap langkah Anda berbahasa di dalam tulisan tersebut. Karena sasaran pembaca fasilitas koran adalah khalayak universal, bukan kalangan tertentu. Kalaupun Anda pakai istilah-istilah yang sukar dipahami, berilah penjelasan terhadap bagian atau kata-kata selanjutnya.

  1. Sistematika

Seperti Anda sedang bercerita, cerita yang Anda sampaikan haruslah terstuktur dan sistematis. Orang tidak dapat mengerti tulisan Anda ketika cerita yang Anda sampaikan loncat kesana-kemari. Anda dapat menerapkan sistematika tulisan deduktif (dari umum ke khusus) maupun induktif (dari tertentu ke umum).

Pada intinya tulisan Anda terdiri berasal dari tiga bagian, yaitu pembuka, isi dan penutup. Pertama, Pembuka dapat diisi dengan sebuah pertanyaan, pernyataan, data, kutipan, fakta unik atau perihal yang dapat menyebabkan pembaca menginginkan membaca lebih lanjut. Selain itu, pembuka dapat menjadi tesis dasar atau latar belakang mengapa tulisan berikut dibuat. Kedua, isi umumnya adalah pemaparan yang menginginkan kami sampaikan. Usahakan di dalam menulis isi disertai dengan data atau fakta yang dapat memperkuat argumen kita. Ketiga, penutup dapat berisi ajakan, simpulan, kritikan dan yang paling penting solusi terhadap permasalahan yang sedang kami bahas.

  1. Koherensi

Masih kelanjutan berasal dari sistematika, koherensi atau keterhubungan antar paragraf atau kata-kata sangatlah penting. Cara mengeceknya enteng sekali, Anda tinggal mengamati kata-kata dan paragraf tersebut. Kemudian setelah itu bertanyalah terhadap diri sendiri, “Apakah ada pertalian sebab-akibat, saling mendukung, atau saling terkait antar kata-kata dan paragraf tersebut?”

  1. Paragraf

Jangan menulis paragraf yang amat panjang. Koran berisi kolom-kolom memanjang ke bawah dimana ketika kami menulis paragraf yang amat panjang, pembaca dapat pusing sebab satu paragraf yang kami tulis tidak kunjung berhenti. Hal ini termasuk dapat merusak unsur estetika di dalam penulisan di koran.

  1. Selera Redaksi
    Menulis di koran tidak boleh sekehendak hati. Tulisan kami dapat saja bagus. Akan tapi kalau redaksi tidak bahagia sebab kami menyerang pihak tertentu di dalam tulisan, selalu saja tulisan berikut sukar dimuat. Jika seperti itu, kesannya seperti kami mesti mengikuti pihak yang di dukung redaksi ya? Tentu saja tidak selalu. Kita dapat beri tambahan kritik dan serangan terhadap suatu pihak, dapat tapi usahakan sesuai dengan porsinya. Sampaikanlah dengan baik sehingga tulisan berikut keluar seakan tidak sedang menggurui, menyerang atau mengkritik pihak yang sedang menginginkan kami kritik.
  2. Hindari Serangan terhadap SARA

Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) adalah isu yang cukup sensitif, sehingga fasilitas sekaliber koran dapat waspada di dalam menerbitkan tulisan yang cenderung dapat menyebabkan konflik.

  1. Ikuti Ketentuan yang Diberikan

Tulislah sesuai keputusan yang diberikan. Misalnya koran menyuruh kami menulis 400-500 kata, maka jangan menulis lebih atau kurang berasal dari itu. Kemudian, kalau koran mensyaratkan untuk mengirimkan dokumen tertentu, ikutilah sesuai yang diinstruksikan. Hal ini cukup mutlak sebab koran tidak dapat terima berkas atau tulisan yang tidak sesuai dengan ketentuan, biarpun tulisan kami secara substantif telah bagus. Editor pertama kali dapat menyisihkan tulisan yang tidak sesuai dengan ketentuan. Contoh ketentuan/kriteria umum yang diberikan Kompas terhadap penulisan rubrik opini.

  1. Hal-hal pendukung

Koran umumnya terima artikel yang dikirim lewat surat elektronik (surel). Oleh sebab itu, tulislah surel secara formal, jangan biarkan badan surel kosong dan cuma menyertakan berkas yang diminta. Karena terhadap dasarnya editor yang terima surel kami termasuk dapat menilai kualitas tulisan kami berasal dari langkah kami menulis surel.

Kemudian menyimak etika di dalam menulis. Tulisan kami tidak boleh berasal berasal dari hasil plagiat, saduran atau sekadar kompilasi. Selain itu, ketika kami mengirim tulisan, jangan dulu mempublikasikannya dimanapun atau mengirimkannya ke fasilitas lain sebelum kami yakin tulisan berikut tidak dimuat di koran tersebut.

By Darm

The Fastcoder Blog