15 / 100

Apa yang terpikirkan pertama kali di benak Anda saat mendengar perihal bisnis syariah? Banyak orang yang salah kaprah perihal proses perekonomian berbasis syariah. Kebanyakan orang masih berasumsi bahwa perekonomian berbasis syariah adalah perbankan syariah. Padahal, tidak selalu begitu. Agar Anda tidak bingung, yuk simak artikel berikut yang akan membahasa pengertian dan konsep bisnis syariah.

Konsep Bisnis Syariah

Meskipun benar perbankan syariah menerapkan perekonomian syariah dalam sistemnya, tapi menyatakan perekonomian syariah sama dengan perbankan syariah bukanlah perihal yang tepat.

Perbankan syariah sebatas salah satu aspek dari proses perekonomian syariah. Sementara perekonomian syariah masih mencakup banyak perihal yang jauh lebih luas lagi dari sebatas perbankan syariah saja.

Misalnya saja, saat Anda ingin menggerakkan suatu bisnis, maka Anda bisa memanfaatkan konsep bisnis syariah. Konsep bisnis berbasis syariah ini juga merupakan salah satu aspek yang ada di dalam proses perekonomian syariah.

Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menggerakkan proses perekonomian yang sesuai dengan nilai-nilai islam, maka makin banyak juga pebisnis yang selanjutnya mulai mencari tahu perihal bagaimana konsep dan sistem bisnis syariah yang seharusnya.

Tentu saja, sebagai umat islam, Anda ingin agar segala suatu hal yang Anda dapatkan berasal dari suatu hal yang halal. Bukan hanya agar mendapat keuntungan saja, keberkahan dari bisnis yang Anda laksanakan juga menjadi suatu hal yang penting. Sehingga di samping memperoleh keuntungan dunia, Anda juga bisa memperoleh keselamatan di akhirat.

Pengertian Bisnis Syariah

Konsep%2BBisnis%2BSyariah%2Bdan%2BPengertiannya

Secara bahasa, al-syariah atau syariat memiliki arti sumber air minum atau bisa juga diambil kesimpulan sebagai jalan lurus. Sedangkan secara istilah, syariat bermakna undang-undang atau peraturan yang diturunkan oleh Allah SWT lewat rasul-Nya yakni Nabi Muhammad SAW.

Aturan ini berlaku untuk seluruh umat manusia dan mencakup beragam macam hal. Mulai dari masalah ibadah, akhlak, makanan, minuman, pakaian, bahkan muamalah atau bagaimana cara manusia saling berinteraksi agar bisa meraih kebahagiaan di dunia dan juga di akhirat.

Bisnis dalam hal ini termasuk ke dalam bab muamalah atau hubungan antara sesama manusia dalam beragam aspek kehidupan. Karena itu, dalam menggerakkan bisnis pun seorang muslim wajib menyesuaikan dengan landasan hukum syariat yang telah Allah tetapkan.

Konsep Bisnis Syariah

Banyak orang yang masih berasumsi bahwa menggerakkan bisnis sesuai dengan rencana syariah adalah suatu hal yang sulit. Padahal tidak juga. Sama seperti saat Anda mempelajari suatu hal yang baru, kecuali Anda tahu apa dasar-dasarnya, maka Anda bisa dengan lebih gampang menjalankannya.

Menurut Dr Muhammad Syafii Antonio yang seorang pakar ekonomi syariah, ada beberapa rencana dasar yang wajib Anda ketahui dan laksanakan untuk bisa menggerakkan bisnis sesuai dengan hukum-hukum syariat:

1. Produk yang dijual harus halal

Aspek barang atau jasa yang dijual menjadi perihal yang mutlak dalam menggerakkan konsep bisnis syariah. Dalam bisnis syariah, suatu hal yang haram menurut syariat maka tidak boleh diperdagangkan. Misalnya babi, darah, bangkai, minuman keras atau khamr, perjudian, penjualan manusia, dan termasuk pelacuran.

2. Bebas dari unsur riba

Selain itu, dalam konsep bisnis syariah segala suatu hal yang di terima sebagai “tambahan keuntungan” tanpa bisa dibenarkan oleh salah satu pihak termasuk tidak bisa dibenarkan.

Hal seperti ini disebut sebagai riba al-fadl dan contohnya adalah seperti riba yang didapatkan dari bunga bank. Akad dasar transaksi bebas dari gharar (ketidakpastian) dan maysir. Gharar adalah segala suatu hal yang mengundang unsur tidak tentu dalam transaksi atau suatu hal yang disembunyikan dalam transaksi.

Sedangkan maysir adalah segala suatu hal yang berwujud untung-untungan agar mempunyai kandungan unsur perjudian di dalamnya. Karena itu, dalam bisnis syariah, segala suatu hal wajib telah jelas sejak awal dan dijelaskan dalam akad transaksi. Baik dari segi akadnya maupun karena atau risiko yang akan di terima karena adanya akad tersebut.

Karena itu, dalam setiap transaksi bisnis yang berlandaskan syariat, segala suatu hal yang memiliki unsur ketidakpastian atau untung-untungan tidak bisa dibenarkan.

3. Ada ijab qabul antara penjual dan pembeli

Ijab qabul dalam bisnis syariah adalah serah terima yang jelas yang dilaksanakan oleh penjual dan pembeli. Kadang kala, makna ijab qabul dalam bisnis syariah juga disebut dengan akad bisnis atau akad jual beli.

Dengan dilaksanakan ijab qabul atau akad, maka baik penjual dan customer telah memiliki kesepakatan yang jelas, bisa dipahami, dan juga bisa di terima oleh ke dua pihak.

Ijab qabul atau akad bisnis ini juga menjadi bentuk kesepakatan bersama agar transaksi yang terjadi antara penjual dan customer bisa terjadi dengan jelas dan tidak merugikan salah satu pihak.

4. Perdagangan harus dilaksanakan secara adil

Dalam menggerakkan bisnis syariah, rencana keadilan menjadi suatu hal yang mutlak dan wajib tetap dipegang oleh para pelaku bisnis. Dengan adanya rencana keadilan ini, maka baik penjual ataupun customer dapat terbebas dari ke-dzolim-an atau sikap aniaya dan sewenang-wenang yang bisa merugikan salah satu pihak.

By Darm

The Fastcoder Blog