Harga minyak ulang menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Krisis daya world yang belum membuktikan gejala mereda mendorong harga minyak ke level tertinggi sementara negara-negara pengguna listrik besar berjuang untuk mencukupi permintaan.
Melansir Antara, Sabtu, 9 Oktober 2021, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember terangkat 44 sen atau 0,5 persen, menetap di USD82,39 per barel. Awal pekan ini, komoditas acuan world itu capai level tertinggi tiga th. di USD83,47 Flow Meter Digital.
Sementara, minyak style West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November melonjak USD1,05 atau 1,3 persen, menjadi USD79,35 per barel. Itu adalah penutupan tertinggi untuk minyak AS sejak 31 Oktober 2014.
Untuk minggu ini, minyak mentah WTI melonjak 4,6 persen, sementara Brent naik 3,9 persen, berdasarkan kontrak bulan depan.
Sekalipun permintaan di seluruh dunia meningkat dikarenakan aktivitas ekonomi pulih berasal dari posisi paling rendah pandemi, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen sekutu yang dikenal bersama OPEC+ menyebutkan mereka bakal senantiasa berada di kesepakatan awal untuk mengembalikan mengolah secara bertahap.
Sementara itu, pemerintah AS tengah memantau pasar energi, tetapi tidak mengumumkan tindakan untuk turunkan harga-harga, seperti pelepasan berasal dari cadangan minyak strategis yang bakal menunjang pasar minyak.
Bensin berjangka AS terhitung ditutup pada level tertinggi sejak Oktober 2014.
“Ketatnya pasokan yang bakal terus mendorong harga-harga ini terus naik,” kata mitra di Again Capital di New York, John Kilduff.
Pasar-pasar daya tengah diperketat dalam hadapi permintaan bahan bakar yang meningkat, mengakibatkan investor cemas musim dingin bakal jadi membebani pasokan gas alam. Tiongkok memerintahkan para penambang di Mongolia dalam untuk tingkatkan mengolah batu bara untuk mengurangi krisis energinya.