14 / 100
Z

Sebuah riset berasal dari iPrice menunjukkan puncak transaksi belanja online yang ditunaikan orang Indonesia pada pukul 11.00 siang. Riset iPrice termasuk menemukan konsumen Indonesia paling banyak memilih Rabu sebagai hari paling ideal untuk berbelanja online.

Pemilihan waktu selanjutnya nampak menonjol ketimbang waktu lain. iPrice mencatat pada pukul 11.00, jumlah pesanan yang berjalan 69 % lebih tinggi berasal dari jumlah rata-rata pesanan di e-commerce lokal.

Data lainnya adalah soal pemilihan platform untuk berbelanja online yang jatuh di dua pilihan yakni mobile atau desktop. Sebagian masyarakat Indonesia ternyata telah lebih jadi biasa berbelanja daring melalui aplikasi mobile atau web mobile.


Hal itu nampak menyadari berasal dari kandungan pengguna mobile di Q2 2017 yang capai 87 % berasal dari total pengunjung e-commerce. Angka itu terus naik berasal dari Q3 2016 sebesar 74 persen, Q4 2016 sebesar 78 persen, dan Q1 2017 sebesar 85 persen.

Namun untuk soal ketetapan pembeli, konsumen e-commerce di Indonesia justru lebih puas Mengenakan desktop. iPrice menemukan tingkat konversi berasal dari trafik desktop 200 % lebih besar berasal dari tingkat konversi mobile.

Dalam hal nilai transaksi rata-rata (average order value/ AOV) pun demikian. Konsumen membelanjakan duit sekitar Rp557 ribu melalui desktop. Sementara via mobile, konsumen cuma menggunakan sekitar Rp464 ribu.


Curi jam kerja’ untuk belanja online

Kombinasi pada data-data selanjutnya mengarah ke kesimpulan masyarakat di Indonesia lebih gemar belanja online saat waktu kerja.

“Kalau mengambil faktor-faktor itu, mampu diartikan demikian,” kata Content Marketing Lead iPrice, Andrew Prasatya di JSC Hive.

Pada akhir pekan, kesimpulan itu diperkuat berasal dari tingkat konversinya yang cukup jeblok ketimbang hari kerja walau pengunjung e-commerce berasal dari ponsel cerdas tetap banyak. Andrew menilai pada waktu itu banyak orang yang lebih banyak memutuskan menggunakan waktunya dengan keluarga supaya barangkali yang mereka melaksanakan di e-commerce hanyalah melihat-lihat.


Elisa Sutedja, analis senior berasal dari perusahaan pemodal ventura, East Ventures, tak sepenuhnya sepakat dengan kesimpulan tersebut. Menurutnya, tersedia barangkali angka di waktu kerja menonjol karena di waktu itu tersedia perusahaan atau lembaga yang belanja keperluan kantor. Baginya, untuk sampai pada kesimpulan bahwa konsumen e-commerce Indonesia kalap mata belanja online di waktu kerja sebagai hal yang tidak cukup tepat.

“Jadi saya kira tidak tepat kalau digeneralisasi demikian,” kata Elisa.

Angka-angka yang dihasilkan oleh iPrice berasal berasal dari knowledge kunjungan dan transaksi di lebih berasal dari 1.000 e-commerce di Asia Tenggara yang 200 di antaranya asal Indonesia sepanjang Q3 2016 – Q2 2017. Data web e-commerce yang mereka himpun merentang berasal dari yang populer layaknya Lazada, Tokopedia, Bukalapak, sampai yang masih berstatus startup katalog promo terbaru.

Dari riset itu, Indonesia menyabet predikat yang terbanyak secara kandungan dalam Mengenakan ponsel untuk terhubung e-commerce. Namun secara nilai transaksi, konsumen Indonesia terbilang tidak jor-joran dalam belanja online.

Tercatat cuma nilai transaksi rata-rata di Indonesia cuma US$36 atau Rp482 ribu, menempatkan di posisi ke dua paling bawah di pada negara ASEAN lain layaknya Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

By Darm

The Fastcoder Blog