Banyak peternak yang membudidayakan berbagai jenis kambing. Kambing Boer salah satunya. Hewan Afrika Selatan ini memiliki ciri khas yang membuatnya mudah dikenali. Kambing boer, tidak seperti kambing kebanyakan, memiliki tubuh yang lebar dan bulu putih panjang. Selain itu, kakinya kecil, hidungnya cembung, telinganya panjang dan kepalanya berwarna coklat kemerahan atau coklat muda sampai coklat tua. Garis putih membentang di wajah beberapa kambing Boer. Kulitnya yang gelap melindunginya dari kanker kulit yang disebabkan oleh paparan sinar matahari langsung. Kambing ini senang berjemur di siang hari.
Karena pertumbuhannya yang cepat, kambing boer juga dikenal sebagai kambing pedaging sejati. Kambing ini bisa mencapai berat 35-45 kg pada usia lima sampai enam bulan. Persentase daging pada karkas kambing boer jauh lebih besar dibandingkan dengan kambing lokal yaitu mencapai 40 persen sampai 50 persen dari bobot tubuhnya. Tidak berlebihan jika dikatakan banyak peternak yang ingin membudidayakannya.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam beternak Kambing Boer. Benih, kandang, dan pakan termasuk di antaranya, seperti halnya pengendalian dan pencegahan penyakit.
Jika tujuan pemeliharaan adalah untuk bereproduksi, pertimbangkan faktor-faktor berikut saat memilih kambing jantan: tubuh panjang, kaki lurus, tidak cacat; sepatu hak tinggi, penampilan gagah; energik dan nafsu makan besar, ereksi mudah; testis normal (2 buah, ukuran sama dan kenyal); lebih disukai dari kembar. Sehat, tidak terlalu gemuk, tidak cacat; mantel bersih dan berkilau; alat kelamin biasa; watak keibuan (merawat anak-anak dengan baik); ambing (buah susu) normal (halus, kenyal, tidak terinfeksi atau bengkak); sebaiknya dari anak kembar.
Setelah kambing mencapai kematangan seksual, proses kawin dimulai. Berusia 6-8 bulan, tanda-tanda kematangan seksual (mulai berahi). Jantan dipekerjakan sebagai pempek pada usia lebih dari satu tahun, sedangkan betina pertama kali dikawinkan pada usia 10-12 bulan.
1) Alat kelamin bagian luar bengkak, basah, merah, dan panas;
2) Ekor digerakkan;
3) Saat ditunggangi oleh laki-laki, perempuan itu diam.
Perkawinan harus dilakukan 12-18 jam setelah menunjukkan tanda-tanda birahi. Kambing betina dan jantan ditempatkan bersama untuk mendorong perkawinan dan mengurangi bahaya kegagalan. Saudara kandung atau anak-anak tidak boleh menikah dengan ayah mereka, dan orang tua tidak boleh menikahi anak-anak mereka.
Tanda-tanda persiapan persalinan antara lain: Pinggul kendur, ambing membesar dan puting susu membesar, Alat kelamin kembung, merah, dan lembap, gelisah, dan nafsu makan menurun Perawatan kambing untuk bayi baru lahir:
1) Setelah melahirkan, amati apakah ibu aktif menjilati dan menyusui anaknya;
2) Jika ibu tidak mau menyusui anaknya, pegang ibu dan dekatkan dengan anak agar anak dapat menyusu darinya. Jika ibu tetap tidak mau menyusu lebih dari 4 jam, berikan susu bubuk putih + 1 sendok teh gula pasir + 1 butir telur ayam + 1 gelas air matang, aduk dan minum dengan dot dua kali sehari sampai ibu mau menyusui sendiri.
Tentukan penempatan dan arah kandang terlebih dahulu. Agar kandang sesuai dengan persyaratan kesehatan hewan. Persyaratan tambahan:
1) Bahan kuat yang tidak mahal dan tersedia di lokasi;
2) Kandang beratap dengan ventilasi untuk meningkatkan sirkulasi udara.
Pakan kambing lebih sederhana dan lebih beragam dibandingkan pakan ternak (hijauan). Kambing memakan berbagai rumput, serta limbah pertanian dan daun pohon. Namun untuk mendapatkan hasil yang ideal dan menjamin keberhasilan proses budidaya, harus disediakan ransum yang seimbang. Rumput merupakan sumber energi bebas protein atau rendah protein. Rumput lapangan merupakan jenis rumput yang paling sering digunakan.
Rumput Setaria, rumput Brachiaria, Clitoria ternatea, dan spesies rumput lainnya dibudidayakan. Sisa-sisa pertanian, seperti kulit dan daun singkong, daun pepaya, batang kangkung, daun jagung, dan jerami padi, juga bisa digunakan sebagai pengganti rumput.
Pakan alternatif yang berasal dari hasil pertanian, seperti dedak, ampas tahu, dan lain-lain, juga dapat digunakan. Kambing dewasa harus diberi makan 1 bagian daun + 3 bagian rumput; kambing yang dikawinkan harus diberi makan 2 bagian protein daun + 3 bagian rumput; kambing hamil harus diberi makan 3 bagian daun + 3 bagian rumput.
Penyakit cacingan merupakan penyakit yang umum menyerang kambing. Cacing gelang adalah cacing parasit yang paling umum, tetapi cacing pipih dan cacing pita juga dapat menyebabkan penyakit. Gejalanya antara lain:
1) kambing kurus;
2) bulu kambing kusam;
3) berkurangnya rasa lapar;
4) kambing pucat; dan
5) feses yang lembek hingga diare, menyebabkan kandang cepat kotor.
Berikut beberapa pilihannya:
1) Obat Tradisional:
a) Daun nanas dikeringkan, dihaluskan, ditimbang 300 mg per kilogram bobot badan kambing, kemudian dicampur dengan air dan diminum setiap sepuluh hari. Namun, jangan berikan pada sapi bunting;
b) Bisa juga menggunakan daun nanas segar yang sudah dibuang durinya, ditimbang 600 mg per 1 kg bobot badan kambing, dan diberikan pada kambing setiap 10 hari sekali (sekali lagi jangan diberikan pada sapi bunting);
2) Produsen obat biasanya menggunakan albendazole, valbanzen, atau ivermectin, yang diulang setiap tiga bulan.
Untuk menghindari infeksi ion, pastikan kandang selalu bersih dan kering; kotoran, limbah, dan sisa pakan dibuang jauh dari kandang atau dibuat kompos; dan agar kandang selalu bersih dan kering. 3) Jangan menggembalakan kambing di satu tempat di pagi hari (berusaha berpindah-pindah); 4) Jangan memberi makan rumput berembun; 5) Ayak rumput 2-3 cm di atas tanah. Ini adalah gambaran singkat tentang kambing Boer dan bagaimana ia tumbuh.