Permintaan daging dan susu semakin meningkat dari tahun ke tahun, karena pertambahan penduduk, peningkatan pengetahuan, pendapatan, dan kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi. Peternakan kambing perah merupakan salah satu alternatif peternakan sapi perah untuk diversifikasi ternak penghasil susu dan pemenuhan kebutuhan susu di Indonesia. Karena ukuran butiran lemak susu dalam keadaan homogen lebih kecil pada susu kambing dibandingkan pada susu sapi, sehingga lebih mudah dicerna. Susu kambing memiliki lebih banyak protein daripada susu sapi, serta lebih banyak vitamin A dan vitamin B (terutama riboflavin dan niasin) daripada susu sapi.
Kambing Etawa Crossbreed (PE) dan Kambing Saanen adalah dua jenis kambing yang memberikan susu berkualitas tinggi. Kambing PE memiliki beberapa keunggulan, antara lain kemampuan tumbuh dengan cepat; mereka dewasa kelamin pada 6 bulan dan memberikan anak pertama mereka pada 12 bulan, sedangkan kambing Saanen memiliki kemampuan untuk tumbuh dengan cepat dan memberikan banyak susu; produksi susu kambing khas di daerah tersebut adalah 1-3 kg/ekor/hari. Tergantung manajemen pemeliharaannya, kambing bisa melahirkan anak kembar dengan berat lahir rata-rata 1,5 kg/ekor.
Salah satu kriteria penentuan produksi kambing adalah kemampuan menghasilkan anakan dengan pertambahan bobot badan yang tinggi, yang berpengaruh nyata terhadap umur induk dan bobot lahir. Bobot lahir juga penting dalam perkembangan ternak karena mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kambing.
Peningkatan berat badan lahir dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, serta usia orang tua, diet dan jenis kelamin, jumlah anak yang lahir, persilangan, dan perbedaan budaya. Faktor lingkungan merupakan peluang yang diterima ternak di berbagai daerah, sedangkan faktor genetik merupakan potensi atau kemampuan yang dimiliki ternak.
Saat cempes dipisahkan dari induknya, cempes ditimbang untuk mengetahui bobot sapihnya. Bobot sapi akan ditentukan oleh pertumbuhannya selama penyapihan. Bobot sapih akan digunakan sebagai kriteria seleksi karena merupakan indikator kemampuan ibu untuk memberikan ASI dan merawat anaknya. Selain itu, kemampuan pertumbuhan kambing dapat diperkirakan melalui seleksi.
Kambing Saanen berasal dari lembah Sannen Swiss barat. Kambing putih dengan bulu panjang atau pendek ini terkenal. Telinganya runcing dan tegak. Kambing ini merupakan kambing Swiss yang mencapai kematangan seksual dengan berat sekitar 65 kg. Menonjol karena susu yang dihasilkan banyak, namun kandungan lemak susunya minim.